Kamis, 25 September 2014

KONSEP DASAR MANAJEMEN SISTEM KEPELATIHAN

A. Pengertian
Agar dapat memahami arti dari manajemen system kepelatihan terlebih dulu harus dilihat makna yang terkandung dalam kata perkata. Baru kemudian dapat dilihat maknanya secara keseluruhan. Untuk itu akan ditinjau dari kata pelatihan, system , dan manajemen.
Kata pelatihan berasal dari kata "latih" yang ditambah dengan awalan ke, pe-, dan akhiran –an yang artinya telah biasa ( Poerwadarminta, 1986 ). Keadaan telah biasa diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar atau diajar. Latihan berarti pelajaran untuk membiasakan diri atau memperoleh kecakapan tertentu. Pelatih adalah orang orang yang memberikan latihan. Kata pelatih ditambah awalan ke- dan akhiran –an bermakna pemberian sifat pads kegiatan pemberian latihan kepada sesorang atau sekelompok orang, sehingga memiliki sejumlah keterampilan / kecakapan yang dibutuhkan. Atau dalam istilah lain training as satisfactorily the work required of him in his present job ( Kenny, 1983 ).
Kata system mengandung arti sekelompok bagian yang bekerja bersamasama untuk melakukan sesuatu maksud ( Poerwadarminta, 1986 ). Sementara pendapat lain mengatakan bahwa "a system is an organized or complex whole ; anassemblage or combination of things or parts forming or complex or unitary whole (Jhonson, 1973). Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah sistem terdapat sub-sub sistem atau komponen-komponen yang antara satu dengan yang lainnya Baling berinteraksi / berkaitan dalam pencapaian suatu tujuan. Kegiatan pelatihan melibatkan sejumlah unsure / komponen yang terdiri dari penyelenggara, instruktur, peserta, program pelatihan itu sendiri dan fasilitasfasilitas pendukung lainnya yang memungkinkan terselenggarannya kegiatan pelatihan secara optimal. Jika suatu unsure kurang berfunsi dengan baik dapat mempengarihi kelancaran dalam proses itu sendiri.
Kata manajemen yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa manajemen sebagai "seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain"( Marry Parker Follet dalam Handoko, 1992 ). "dan kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain" (Siagian, 1994 ). Dari pendapat — pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan kegiatan penggelolaan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk memperolehpencapaian tujuan yang optimal.
Jika diharapkan kegiatan pelatihan dapat menguntungkan bagi semua pihak yang terlibatclidalamnya, maka is harus dikelola / dimenej dengan baik mulai dari adanya kegiatan identifikasi kebutuhan, perancangan / pembuatan program, pengorganisasian pelaksanaan, dan evaluasi pelatihan itu sendiri secara sistematis.
Tugas :
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas saudara rumuskanlah secara tertulis dengan bahasa sendiri. Pengertian manajemen sistem kepelatihan yang anda pahami dan diskusikanlah dengan kelompok anda.
B. Batasan Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan sumber daya manusia, terutama untuk pengembangan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Penggunaan istilah pendidikan dan pelatihan dalam suatu institusi Bering dijadikan satu menjadi diktat ( pendidikan dan pelatihan ). Namun diantara keduannya mengandung perbedaan dalam beberapa hal.
Pendidikan dalam suatu organisasi adalah suatu proses pengembangan kemampuan ke arah yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Sedangkan pelatihan merupakan bagian dari proses pendidikan yang tujuannya untuk  meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Perbedaan istilah pendidikan dan pelatihan lebih lanjut dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel I
PEBEDAAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PELATIAHAN
No
A s p e k
Pendidikan
P e I a t i h a n
1
Pengembangan
Kemapuan
Menyeluruh
(overall)
Mengkhusus
(specifific)
2
Area   kemampuan
(penekanan)
Kognetif,   Afektif,
Psikomotor
Psikomotor
3
Jangka waktu
Panjang
(long term)
Pendek
(short term)
4
Mated
Lebih umum
Lebih khusus
 Adatasi : Notoatmodjo, 1992: 28
Dari table diatas dapat diketahui bahwa kegiatan pendidikan lebih luas ruang lingkupnya yaitu mencakup kognetif, afektif, dan psikomotor serta dapat berlangsung sepanjang hayat, metode yang di berikan bersifat konvensional dan akhir dari kegiatan seseorang akan mendapatkan gelar. Sementara pelatihan lebih memiliki ruang lingkup yang terbatas sesuai dengan tuntutan kebutuhan pada saat sekarang.
Procton dan Wiliam mengemukakan perbeclaan yang lebih rind lagi dari Notoatmodjo antara pendidikan sekolah dengan latihan kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pads table di bawah ini :

Tabel II
PERBANDINGAN SEKOLAN DENGAN LATIHAN KERJA
No
SEKOLAH
LATIHAN KERJA
1
Kegiatan utama belajar
Kegiatan utama menghasilkan
2
Diarahkan pada pendidikan murni,
tanpa       mengkaitakn               pads
penerapan praktek
Diarahkan    pads    penerapan                  ilmu
pengetahuan dan keterampilan
3
Dilakukan      dengan jadwal,
kurikulum,   dan   materi                  pelajar
secara ketat
Jadwal dan materi pelajaran tidak ketat
dan tidak berulang — ulang
4
Pendidikan    sekolah diarahkan pada program tertentu        yang berlangsung lebih lama
Kursus    dapat    direncanakan lebih
beragam   dalam   waktu   yang lebih
singkat
5
Guru   —  guru   disekolah sering menghadapi pertanyaan murid —
muridnya
Instruktur    pads    pelatihan jarang menjumpai pertanyaan dari peserta
6
Sekolah  selalu  menuntut disiplin yang keras
Latihan  kerja  kurang mementingkan disiplin
7
Sekolah tidak menuntut hasil kerja
harus baik karena lulusannya barn
siap latih
Hasil   program   latihan   harus baik
karena tantangannya harus siap pakai
8
Keberagaman  pengalaman masa lalu
tidak    begitu   cliperlukan           oleh
sekolah
Keanekaragaman pengalaman belajar
mass   lalu   lebih  besar          pengaruhnya
dalam latihan
9
Sekolah   kurang  peduli dengan kesalahan —kesalahan            belajar
dikelas, seperti kosentrasi
Banyak kesalahan — kesalahan dalam kelas dibawa dalam praktek latihan
10
Mempunyai banyak pengalaman dari     dari pengalaman  belajar
disekolah
Terbatas dalam latihan kerja saja
11
Menekankan    pada persaingan pribadi
Sedikit sekali terjadi persaingan pribadi dalam latihan
Adaptasi : Procton dan Tornton, 1983: 10 — 11
C. Prinsip — prinsip Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan saat ini sudah merupakan suatu keharusan dilakukan oleh suatu organisasi dan tidak dapat diabaikan, karena hal ini dapat dipandang sebagai penanaman modal (investasi). Pendidikan dan pelatihan yang terencana secara teratur akan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan kerja yang sekaligus mengarah kepada peningkatan produktifitas kerja. Dalam istilah lain dapat clikatakan bahwa tingkat penghasilan seseorang meningkat sejalan dengan bertambahnya tingkatan pendidikan dan pelatihan (Tjiptoherijanto, 1989).
Oleh karena itu sangat masuk akal bila pendidikan dan pelatihan harus diperhatikan secara serius dengan prinsip — prinsip sebagai berikut.
1.   Diklat sebagai penyempurnaan
Keluaran pendidikan formal pads umumnya msih dalam keadaan siap latih. Terlebih lagi karena pendidikan di Indonesia masih besifat massal karena sangat mengutamakan pemerataan. Mereka belum siap dan mampu untuk memegang jabatan tertentu. Oleh karena itu sumber days manusia ini masih arus disempurnakan dalam satu cliklat yang terprogram.
2.   Diklat sebagai pelayanan kemajuan IPTEK
Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat di hindari lagi, sehingga apa yang dipelajai di bangku sekolah tahun ini mungkin telah berubah dan mesti cliperbaiki. Menurut Chandler,"tiap tahun ilmuan menemukan fakta — fakta baru dan menyusun kembali yang lama, sehingga mengubah bahan —bahan pelajaran di semua bidang"(Nurtain, 1983:85). Karena pesatnya perkembangan IPTEK itu, maka karyawan suatu organisasi perlu ditingkatkan kemampuannya untuk melayani kemajuan IPTEK.
3.      Diklat sebagai wahana promosi.
Organisasi harus selalu ditingkatkan mutu pelayanannya pada setiap tingkatan jabatan yang ada dalam organisasi itu. Makin tinggi jabatan, makin dibutuhkan yang makin berkualitas. Menduduki jabatan yang lebih tinggi merupakan promosi bagi karyawan yang bersangkutan. Peningkatan kualitas karyawan, pads umumnya diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang direncanakan secara sistematis.
4.      Diklat sebagai Pemenuh Aspirasi Masyarakat
Untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat sudah sangat mendesak. Masyarakat dalam era informasi dan komunikasi yang sangat cepat ini mau membayar lebih mahal asal urusan mereka dapat diselesaikan dengan cepat. Ramainya took — took swalayan, semakin tinggi minas masyarakat untuk membuka rekeningnya melalui ATM merupakan contoh bahwa setiap orang ingin mendapat pelayanan yang cepat dan unggul ini hanya mungkin dilayani oleh karyawan yang mampu dan terampil melalui pendidikan dan pelatihan.
1.      Diklat sebagai Pemasok Ide Inovatif
Agaknya mustahil pembaharuan dilaksanakan dalam kegiatan rutin. Biasanya kegiatan rutin menimbulakn kejenuhan yang menghalangi kemajuan lembaga atau organisasi. Oleh karena itu diperlukan penyegaran berupa Ide Inovatif yang sering diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

6.       Diklat sebagai Pengembang Keterampilan
Tugas — tugas dalam lembaga atau suatu organisasi seringkali memerlukan keterampilan khusus. Oleh karena itu, karyawan yang akan menangani tugas itu harus mendapatkan pendidikan dan latihan khusus pula. Tanga pembinaan dan pengembangan keterampilan ini dapat diramalkan produktifitas kayawan akan menurun.
7.       Diklat sebagai Prantara pendidikan seumur hidup
Pendidikan dan Pelatihan diperlukan tidak hanya sampai selesai belajar di sekolah dan perguruan tinggi. Semua orang memerlukan diklat baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kelompok masyarakat. ldealnya, setiap manusia harus selalu berusaha agar agar dirinya dimasa depan akan lebih baik daripada hari ini. Setiap manusia ideaInya selalu berikrar, bahwa dalam setiap melakukan pekerjaan masing — masing is semakin lama akan makin mahir, makin professional (Mukhtar Bukhari, 1994). Dengan demikian mahir professional seseorang dapat ditata dalam suatu diklat.
1.   Diklat sebagai Pembentukan Etos Kerja Bermutu.
Kecendrungan dan semangat kerja karyawan melakukan suatu tugas tidak timbul dengan sendirinya, malaikan perlu dipupuk dan disempurnakan melalui berbagai kegiatan penyegaran yang direncanakan secara matang. Dalam penyegaran dan pelatihan yang dikoordinasi dengan baik dapat diharapkan etos kerja karyawan dapat meningkat.
D. Tujuan
Secara umum tujuan program latihan dan pengembangan dalam suatu organisasi adalah untuk menutup "gap" antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan jabatan dan meningkat efesiansi dan aktifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang ditetapkan. Secara khusus tujuan diadakannya program pendidikan dan pelatihan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu ; organissasi dan karayawan. Dilihat dari sisi organisasi tujuan pendidikan dan pelatihan diantaranya sebagai berikut
1.    Peningkatan Produktifitas Kerja Organisasi.
Hal itu secara umum dapat dicapai antara lain karena ticlak terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas. Tumbuh suburnya kerjasama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berada dan bahkan spesialistik. Di samping itu, juga meningkatkannya tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkanserta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.

2.     Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan pads sikap dewasa balk secara teknikal maupun intelaetual. Demikian juga adanya perasaan Baling menghargai dan kesempatan bagi karyawan untuk berfikir dan bertindak secara inovatif.
3.     Tejadinya pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan pars pegawai yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan — kegiatan operasional dan ticlak sekedar diperintah manajer.
4.     Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga keja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5.     Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gays manajerial yang partisipatif.
Selanjutnya dari sisi karyawan, tujuan pendidikan dan pelatihan di antaranya adalah:
1.    Membantu para pegawai membuat keputusan lebih balk.
2.    meningkatkan kemampuan para pekerja menyelasaikan berbagai masalah yang di hadapinya.
3.    Terjadinya Internalisasi dan operasionalisasi factor —factor motifasional.
4.    Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terns meningkatkan kemampuan kerjanya.
5.    Peningkatan kemampuan para pegawai untuk mengatasi stress, frustasi, dan konflik yang pads gilirannya memperbesar rasa percaya diri sendiri.
6.    Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai masing — masing secara teknikal dan intelektual.
7.    Meningkat kemampuan kerja.
8.    Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan sesorang.
9.    Semakin besarnya tekad para pekerja untuk lebih mandiri.
10.  Mengurangi ketakutan terhadap tugas —tugas barn di mass depan.

0 komentar:

Posting Komentar